Notification

×

Iklan

Iklan

 


Bupati diduga Rayu Wartawan

Selasa, 27 September 2022 | September 27, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-29T10:00:51Z


Karawang - radarberitanasional.com

Bupati Karawang dr. Hj. Cellica Nurrachadiana atas nama Kepala Daerah di Pemerintahan Daerah Karawang diduga telah berupaya melakukan negosiasi dan merayu Wartawan dengan tangisan kepada Gusti Sevta Gumilar alias Junot yang telah di Aniaya dengan cara Kekerasan oleh oknum Pejabat ASN Karawang berinisial A.A, namun rayuan dan tangisan tersebut tidak membuahkan hasil, karena perbuatan oknum Pejabat ASN sudah melebihi akal sehat, karena Menganiaya dengan cara Kekerasan kepada Gusti Sevta Gumilar alias Junot dan Zaenal sebagai profesi Wartawan.

Dengan perdamaian yang diduga dilakukan oleh Bupati Karawang, dr. Hj. Cellica Nurrachadiana kepada Gusti Sevta Gumilar alias Junot dirinya mengatakan kepada teman - teman Wartawan, bahwa upaya damai yang dilakukan oleh Bupati Karawang dr. Cellica, Saya sebagai Korban Penganiayaan oleh oknum Pejabat ASN Karawang berinisial A.A, menolak dengan tegas untuk tidak mau berdamai dengan ada dugaan Uang damai 100 Juta Rupiah yang ditawarkan oleh Bupati dr.Cellica," kata Gusti Sevta Gumilar.

Gusti Sevta Gumilar alias Junot menjelaskan, berdasarkan video yang beredar di media sosial, bahwa Saya diduga dirayu orang - orang suruhan nya dr. Cellica Bupati Karawang untuk berdamai dan di iming - imingi Uang Rp100 Juta, dan Saya diminta agar dapat menghilang selama 2 Mingguan ke luar kota," jelas Junot.

"Dalam video coll menjelaskan, kalau kang Junot mau damai, kang Junot mau kemana? kamu ke Semarang ya 1 atau 2 Minggu kalau gak ke Jogja dan kalau teman - teman bertanya kamu sudah heppy, dan kamu sudah senang - senang, masa sih Saya harus senang - senang di atas penderita teman - teman Saya, walaupun Saya mau di luar kota punten Saya gak mau di Pula Jawa, Saya mau ke Bali, kalau ke Bali ada saudara Saya dan sesuai nama Saya Gusti, dan Penginapan kami tanggung, ketika itu juga Saya di minta untuk menanda tangani dan bahwa uang itu adalah dari aku Pribadi bukan dari A.A sebagai terlapor, maka Saya disitu mengikuti alur pihak mereka, dan Saya menanda tangani tapi Saya tidak menanda tangani dengan tanda tangan yang asli, Saya memakai tanda tangan paraf saja dan disitu Saya disuruh dengan vidio dengan kesadaran penuh, kesadaran bagai mana karena disitu tidak ada pihak dari Saya dan pihak Loyer yang menyaksikan, bahwa disitu adalah kesalahan pahaman kata mereka kepada Saya," ungkap Junot dalam ceritanya.

"Masa Saya sudah bonyok dan dikasih air kencing dibilang  kesalah pahaman, karena Saya dipaksa dan Saya di vidio beberapa kali oleh utusan Penguasa tersebut yaitu Dewan dari Partai Penguasa yang berinsial BIF, bahwa dirinya tidak menyangka bakalan serpiti ini, dan Saya tidak ada yang menyaksikan, dan tidak ada Loyer Saya," terang Junot. 

Junot memaparkan pada Jam 8 Malam, Hari Jumat Tanggal 22/9/22 ada yang mengetuk pintu kamar Saya dan membawa Kue, setelah Pintu di buka, tenyata utusan Penguasa mengatakan ini dari T.Teh dan ini uang dari Pribadi T.Teh, setelah di hitung yang membawa Uang tersebut Jumlah nya 100 Juta untuk berdamai," papar Junot. 

"Saya juga diminta untuk menanda tangani dan itu bahasanya dari aku Pribadi, bukan dari A.A Pejabat ASN yang sebagai terlapor," lanjut Junot menirukan ucapan dr.Cellica Bupati Karawang dan kemudian Gusti Sevta Gumilar alias Junot pun diminta membuat video pernyataan damai dalam kondisi sadar dan tidak dalam keadaan tertekan," tandas Gusti Sevta Gumilar.

"Saya diminta di vidioi bahwa Saya didalam kesadaran yang penuh, karena Saya ditekan terpaksa akhirnya mengikuti alur keinginan orang - orang nya Bupati Karawang tersebut, agar diri Saya bisa selamat dalam kondisi ancaman di sebuah Hotel, dan Saya bersedia menanda tangani perjanjian damai dengan catatan tidak menggunakan tandatangan asli, tetapi paraf," tegas Gusti Sevta Gumilar.

( Red )
×
Berita Terbaru Update